The Grand Desain | - From "The Mystery Of Being" | First Paragraph till fifth paragraph - Hawking
Kapan dan bagaimana semesta ini dimulai?
sebuah pertanyaan yang tidak akan terpikirkan oleh sebagian besar manusia. Tapi sebagian besar manusia lainnya akan terpikir untuk bertanya tentang hal ini.
Pemikiran ini datang dari Stephen Hawking dan Leonard Mlodinow.
"Darimana semua wujud berasal?"
Dalam bukunya yang berjudul "The Grand Design" penulis menafsirkan nya sebagai Rancangan sang maha Agung.
Kita hidup dalam waktu yang singkat, dan disana ada saatnya bagian kecil tentang semesta dijelajah waktu.
Manusia adalah makhluk yang banyak ingin tau. Hidup dalam semesta yang begitu luas dengan menjadi orang yang baik dan kejam sambil menatap langit diatasnya yang cukup luas.
Orang - orang bertanya dengan berbagai macam pertanyaan :
Bagaimana kita dapat mengerti semesta sementara kita sendiri sedang mencoba menemukan jati diri?
Bagaimana tingkah pola alam semesta?
Apa sifat alami dari kenyataan?
Darimana semua ini berasal?
Apakah semesta membutuhkan seorang pencipta?
***
Ilmuwan dapat membawa solusi untuk pertanyaan tersebut yang dapat kita ambil sebagai bahan pengetahuan.
"Darimana semua wujud berasal?" adalah sebuah pertanyaan yang umumnya dilontarkan oleh pemikiran filsafat tempo dulu, tapi filsafat sudah mati.
Filsafat tidak dapat diikuti oleh perkembangan sains modern, secara khusus ilmu fisika.
Rancangan Sang Maha Agung dapat menjawab pertanyaan tentang "darimana semua wujud berasal?" melalui penemuan terbaru dan kemajuan teori.
Mereka membawa kita terhadap gambaran baru semesta dan semesta yang kita ketahui akan sangat berbeda dari pemikiran filsafat tempo dulu, dan berbeda dengan gambaran yang kita punya beberapa dekade lalu.
Sketsa pertama tentang konsep baru dapat ditelusuri mulai dari satu abad yang lalu.
***
Pemikiran tentang semesta berdasarkan konsep filsafat tempo dulu dikatakan bahwa objek bergerak sesuai dengan pola nya serta memiliki sejarah yang pasti.
Pemikiran tersebut berlaku untuk beberapa saat kala itu.
Di tahun 1920 gambaran klasik tentang semesta tidak dapat menjelaskan bagaimana keberadaan perilaku atom dan sub atom.
Fisika Kuantum adalah kerangka berbeda untuk menjelaskan semesta.
Teori kuantum menjadi penjelasan akurat untuk hal yang luar biasa dalam semesta dengan prediksi dari teori klasik lama ketika di terapkan kedalam kehidupan dunia makroskopik.
Meskipun fisika kuantum dan fisika klasik memiliki konsep dasar yang berbeda terhadap tinjauan nyata suatu objek.
***
Sampai kepada kemunculan Fisika Modern, sebelumnya orang - orang memiliki pemikiran yang umum bahwasanya pengetahuan tentang dunia dapat diperoleh dengan pengamtan secara langsung seperti yang dirasakan melalui panca indera.
Tapi kehebatan fisika modern didasarkan pada konsep Feynmant yang berbenturan dengan pengalaman sehari - hari, menunjukkan bukan seperti pada umumnya pemikiran orang.
Karena itu banyak pandangan yang naif tentang realitas tidak sesuai dengan fisika modern.
Untuk mengatasi paradoks semacam itu, fisika modern mengadopsi pendekatan pendekatan realisme bergantung pada model.
Berdasarkan pada gagasan bahwa otak manusia menafsirkan input dari sensor organ Indera dengan menggunakan model dunia.
Ketika model tersebut berhasil menjelaskan peristiwa - peristiwa, kita cenderung menghubungkannya dengan elemen dan konsep yang membentuknya, kualitas realitas atau kebenaran yang absolut.
Tapi jika ada berbagai kemungkinan seseorang dapat memodelkan situasi fisik yang sama dengan masing - masing menggunakan elemn dan konsep fundamental yang berbeda, jika keduanya akurat memprediksi peristiwa yang sama, maka yang satu tidak dapat dikatakan lebih nyata daripada lainnya, kita hanya dapat menggunakan model manapun yang paling mudah.
***

Posting Komentar
0 Komentar